CONTOH SKRIPSI STAI BUNGA BANGSA CIREBON

Judul : “Hubungan Antara Motivasi Belajar Dengan Prestasi Belajar PAI Siswa Kelas VIII di SMPN 1 Gempol Tahun Pelajaran 2012/2013”.
 
Catatan: JIka anda berminat untuk Mendapatkan File SKRIPSI STAI BBC ini secara lengkap  dalam bentuk DOC Anda hanya perlu mendonasikan uang anda Sebesar Rp 20.000 Dalam Bentuk Pulsa sebagai ganti biyaya kirim data, adapun tujuan pengiriman Ke No. 089 873 894 02. Setelah anda mengirimkan Nominal Pulsa yang dimaksud maka Admin akan mengirimkan File Skripsi ini ke e-mail anda. 
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
Sifat kodrati manusia sebagai makhluk sosial harus dikembangkan secara seimbang, selaras dan serasi. Perlu disadari, bahwa manusia hanya mempunyai arti hidup secara layak jika ada diantara manusia lainnya. Tanpa ada manusia lain atau tanpa hidup bermasyarakat, seseorang tidak dapat menyelenggarakan hidupnya dengan baik.

Untuk meningkatkan kualitas hidup, manusia memerlukan pendidikan, baik pendidikan formal maupun non formal. Pendidikan merupakan bagian penting dari kehidupan manusia yang sekaligus membedakan manusia dengan makhluk hidup lainnya “hewan”, hewan juga belajar, tetapi lebih ditentukan oleh instingnya, sedangkan manusia belajar berarti merupakan rangkaian kegiatan menuju pendewasaan guna menuju kedewasaan yang lebih berarti. Anak-anak menerima pendidikan dari orang tuanya dan manakala anak-anak ini sudah dewasa dan berkeluarga, mereka akan mendidik anak-anaknya.begitu juga disekolah dan perguruan tinggi, para siswa dan mahasiswa di ajar oleh tenaga pendidikan seperti guru dan dosen.

Menurut Dimyati Mahmud yang dikutip oleh Nini Subini (2012:83) bahwa belajar adalah suatu perubahan dalam diri seseorang yang terjadi karena pengalaman. Dalam hal ini juga ditekankan pada pentingnya perubahan tingkah laku, baik yang dapat diamati secara langsung atau tidak.

Dalam pelajaran Islam yang menyangkut tentang belajar, sangatlah  jelas bahwa Islam  menganjurkan agar umatnya untuk dapat menuntut ilmu bagaimanapun keadaanya, belajar atau  menuntut ilmu dalam Islam adalah kewajiban yang harus dilakukan oleh tiap-tiap orang islam, sebagimana yag disabdakan Nabi Muhammad SAW dalam hadistnya :


قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اُطْلُبُوْا الْعِلْمَ وَلَوْ بِالصِّيْنَ فَاِنَّ طَلَبَ الْعِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ اِنَّ الْمَلاَئِكَةَ تَضَعُ اَجْنِحَتَهَا لِطَالِبِ الْعِلْمِ رِضًا بِمَا يَطْلُبُ ( رواه إبن عبد البر)
Artinya: “Tuntutlah ilmu walaupun di negeri Cina, karena sesungguhnya menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslim. Sesungguhnya para malaikat meletakkan sayap-sayap mereka kepada para penuntut ilmu karena senang (rela) dengan yang ia tuntut. (H.R. Ibnu Abdil Bar) (Depag RI,2002:298)

Adapun proses pertumbuhan dan perkembangan pengetahuan menuju sikap dan tingkah laku merupakan sikap kejiwaan yang bersifat muskil. Seorang individu yang pada waktu tertentu melakukan perbuatan tercela ternyata tidak selalu, karena ia tidak mengetahui perbuatan itu tercela. atau tidak sesuai dengan nilai norma dan sosial. Berbuat sesuatu secara fisik adalah bentuk tingkah laku yang mudah dilihat dan di ukur. Akan tetapi di dalamnya tercakup sikap mental yang tidak mudah ditanggapi, kecuali secara tidak langsung, misalnya melalui ucapan atau perbuatan yang di duga menggambarkan sikap mental tersebut (Enung Fatimah, 2006:119).

Menurut Nini Subini (2012:85-87) banyak hal yang dapat mempengaruhi proses belajar seseorang, baik dari dalam (internal), luar (eksternal), maupun faktor kecenderungan belajar adapun rincian singkatnya sebagai berikut :

1. Faktor Internal
Yang dimaksud dengan faktor internal adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang melakukan belajar, faktor internal meliputi faktor fisiologis dan psikologis. Faktor fisiologis meliputi kesehatan dan cacat tubuh. Faktor psikologis meliputi intelegensi, bakat minat, kematangan motivasi, kelelahan dan perhatian.
 
2. Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah yang dipengaruhi oleh kondisi lingkungan disekitar anak yang meliputi tiga hal anatara lain faktor keluarga, sekolah dan masyarakat sekitar. Dari penjelasan di atas diketahui bahwa salah satu faktor dari sekian banyak faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar seseorang adalah motivasi seseorang tersebut dalam belajar.

Motivasi memegang peranan penting dalam pencapaian keberhasilan suatu hal, begitupun dalam hal belajar dengan demikian maka motivasi belajar perlu dimiliki oleh para penuntut ilmu. Menurut pengertianya motivasi adalah dorongan yang timbul pada diri seseorang yang entah disadari atau tidak untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu. (KBBI v1 :2009)

Adapun secara psikologi motivasi merupakan usaha yang dapat menyebabkan seseorang atau suatu kelompok tertentu, tergerak hatinya untuk melakukan sesuatu karena ingin mendapatkan kepuasan dengan apa yang dilakukanya (mencapai tujuan yang diinginkan). (Nini Subini, 2012:89)

Dengan demikian  maka dari sudut sumber motivasi dapat dibagi menjadi dua hal yaitu motivasi intrinstik dan ekstrinsik. Motivasi intrinstik adalah semua faktor yang berasal dari dalam diri individu dan memberikan dorongan untuk melakukan sesuatu. Seperti seseorang siswa yang gemar membaca, maka ia tidak perlu disuruh-suruh untuk membaca, karena baginya membaca tidak hanya sekedar aktifitas melainkan sudah menjadi kebutuhanya. Sedangkan motivasi ekstrinsik adalah faktor yang datang dari luar diri individu tetapi berpengaruh terhadap kemauan untuk belajar. Seperti pujian, peraturan, tata tertib, ingin mendapatkan reward (Hadiah) dan lain sebagainya.


Begitupun dalam  ajaran Islam, biasanya teks-teks perintah dalam  al-Quran disertai dengan ancaman maupun ganjaran, bagi seseorang yang meninggalkan dan melaksanakanya sebagaimana firman Allah SWT dalam surat al-Maidah ayat 9:

وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَهُمْ مَغْفِرَةٌ وَأَجْرٌ عَظِيمٌ
Artinya : Allah telah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan beramal saleh, (bahwa) untuk mereka ampunan dan pahala yang besar.
Dari ayat al-Quran di atas dapat diketahui bahwa Allah SWT, memerintahkan orang-orang yang beriman agar selalu berbuat baik (beramal sholih) dengan memberikan ganjaran berupa ampunan dan pahala-Nya, hal ini menandakan bahwa Allah SWT, dalam memotivasi orang-orang mu’min agar supaya beramal sholih juga dengan memberikan reward (hadiah) bagi yang menjalankanya.

Dengan demikian maka bagi seseorang yang melakukan amal sholih dengan motivasi ingin mendapatkan pahala dan ampunan dari Allah tergolong dalam jenis motivasi ekstrinsik, yaitu motivasi yang timbul karena dorongan dari luar.

Selain itu ada juga seseorang yang melakukan perbuatan-perbuatan baik (Amal sholih) yang tidak didasari atas motivasi ingin mendapatkan pahala dari sang pencipta, melainkan didasari atas kebutuhanya sebagai manusia, individu jenis ini adalah individu ikhlas yang merasa amal sholih yang dilakukanya adalah sudah merupakan kebutuhannya yang memang harus dijalankan sebagai hamba Allah, individu  jenis ini biasanya adalah  para kekasih-kekasih Allah dengan demikian maka motivasi dalam berbuat baik (beramal sholih) yang ada pada para kekasih Allah ini tergolong motivasi intrinstik.

Baiknya motivasi belajar siswa, tentunya berhubungan dengan prestasi belajar siswa sebab keduanya memang mempunyai kaitan erat dalam proses kegiatan belajar, dalam artian motivasi belajar sebagai faktor pendorong baiknya belajar siswa sementara hasil dari adanya motivasi dan baiknya belajar itu adalah sebuah prestasi belajar.

 Berdasrkan observasi yang dilakukan peneliti  pada tanggal 25 April sampai 11 Mei 2013 di SMP Negeri 1 Gempol, bahwa motivasi belajar siswa-siswi SMP Kelas VIII tergolong sangat baik, indikasi tersebut  didapat dari catatan absensi kehadiran siswa yang  kebanyakan selalu hadir dalam keseharianya, selain itu juga peneliti melakukan wawancara dengan beberapa guru yang kesemuanya menyatakan, bahwa memang motivasi siswa-siswi kelas VIII dalam belajar disekolah tersebut amat baik.

Namun demikian dalam hal prestasi belajar siswa-siswi kelas VIII  khususnya terhadap mata pelajaran PAI, berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti amatlah kurang , indikasi tersebut didapat peneliti dari kurangnya nilai KKM (kriteria ketuntasan minimum) siswa, terhadap mata pelajaran PAI masih belum dapat dicapai oleh sebagian besar siswa-siswinya. Selain dari pada itu, ada hal lain yang peneliti temukan adalah dari tingkah laku murid-murid  kelas VIII itu sendiri, seperti jika berbicara sesama temanya banyak diantara mereka mengunakan kata-kata kotor, tidak mengucapkan salam ketika berpapasan dengan guru maupun pegawai sekolah, hal ini sebenarnya mengindikasikan bahwa prestasi siswa-siswi amatlah kurang mengimplementasikan mata pelajaran PAI dalam kehidupan sehari-hari , selain itu telah didapat bahwa nilai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum) siswa terhadap mata pelajaran PAI masih belum dapat dicapai oleh sebagian besar siswa- siswinya.

Melihat daripada ketidak sesuaian di atas yaitu antara motivasi belajar siswa yang tinggi dan prestasi yang rendah tersebut, maka peneliti beranggapan hal tersebut adalah sebuah masalah penelitian, karena sepertinya dalam kasus di atas motivasi belajar siswa tidak menjadi faktor pendorong prestasi belajar PAI siswa, padahal secara teori jelas-jelas dikatakan bahwa motivasi belajar adalah salah satu daripada faktor-faktor yang dapat mempengaruhi proses belajar mengajar dan didalamnya termasuk juga prestasi belajar. oleh karena itu hal ini menurut peneliti perlu adanya tindak lanjut penelitian yang lebih mendalam agar didapat sebuah kesimpulan yang lebih valid,  dengan demikan maka dalam skripsi ini peneliti mengangkat sebauah judul penelitian dengan judul “Hubungan Antara Motivasi Belajar Dengan Prestasi Belajar PAI Siswa Kelas VIII di SMPN 1 Gempol Tahun Pelajaran 2012/2013”.
B. Perumusan Masalah
Dalam perumusan masalah ini, peneliti membagi kepada tiga bagian, yaitu:
1. Identifikasi Masalah
  •  Wilayah peneliti dalam skripsi ini adalah psikologi pendidikan dalam pembelajaran PAI.
  • Pendekatan dalam penelitian ini yaitu menggunakan pendekatan penelitian studi kasus lapangan.
  • Jenis masalah dalam penelitian ini adalah peneliti ingin mengetahui hubungan antara motivasi belajar dan prestasi belajar siswa.
2. Pembatasan Masalah
  • Mengenai motivasi belajar siswa kelas VIII SMPN 1 Gempol Kabupaten Cirebon terhadap mata pelajaran PAI
  • Prestasi belajar siswa kelas VIII SMPN 1 Gempol Kabupaten Cirebon terhadap mata pelajaran PAI, baik secara nilai besaran pencapaian prestasi maupun implementasi terhadapa mata pelajaran PAI yang sudah diajarkan.
3. Pertanyaan Penelitian 
  • Bagaimana motivasi belajar siswa kelas VIII SMPN Gempol Kabupaten Cirebon terhadap mata pelajaran PAI ?
  • Bagaimana prestasi  belajar siswa kelas VIII SMPN 1 Gempol Kabupaten Cirebon terhadap mata pelajaran PAI ?
  • Seberapa besar hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar PAI siswa kelas VIII SMPN 1 Gempol Kabupaten Cirebon ?
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Tujuan Penelitian
  • Untuk  mengetahui motivasi belajar siswa kelas VIII SMPN 1 Gempol Kabupaten Cirebon
  • Untuk mengetahui prestasi belajar PAI siswa kelas VIII SMPN 1 Gempol Kabupaten Cirebon
  • Untuk mengetahui sejauhmana hubungan antara motivasi belajar dan prestasi belajar PAI siswa kelas VIII SMPN 1 Gempol Kabupaten Cirebon
Kegunaan Penelitian
  • Bagi peneliti khususnya, penelitian ini dapat meningkatkan kemampuan menulis karya ilmiah, terutamanya dalam menganalisa permasalahan-permasalahan yang terjadi dalam pendidikan PAI di lembaga-lembaga pendidikan yang ada.
  • Bagi instansi pendidikan terkait, penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan yang berguna bagi instansi pendidikan terkait.
  • Bagi program studi PAI STAI Bunga Bangsa Cirebon, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk melengkapi ragam penelitian yang telah dilakuan oleh para mahasiswa, serta dapat menjadi bahan masukan bagi studi PAI STAI Bunga Bangsa Cirebon dan diharapkan dapat menjadi referensi tambahan bagi para mahasiswa.
D. Kerangka Pemikiran 
Motivasi merupakan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang itu mau dan ingin melakukan sesuatu, dan bila ia tidak suka, maka akan berusaha untuk meniadakan atau mengelakkan perasaan tidak suka itu (Sardiman, 1996:75). Jadi motivasi itu dapat dirangsang oleh faktor dari luar tetapi motivasi itu adalah tumbuh di dalam diri seseorang.

Dalam kegiatan belajar, maka motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai.

S. Nana Syaodih mengemukakan (2006:146) ada beberapa hal yang dapat diusahakan untuk membangkitkan motiv belajar pada anak yaitu pemilihan bahan pelajaran yang berarti bagi anak, menciptakan kegiatan belajar yang dapat membangkitkan dorongan untuk menemukan (discovery), menerjemahkan apa yang akan diajarkan dalam bentuk pikiran yang sesuai dengan tingkat perkembangan anak. Sesuatu bahan pelajaran yang berarti bagi anak yang disajikan dalam bentuk yang sesuai dengan tingkat kemampuan berpikir anak, dan disampaikan dalam bentuk anak lebih aktif, anak banyak terlibat dalam proses belajar dapat membangkitkan motiv  belajar yang lebih berjangka panjang.

Usaha-usaha untuk membangkitkan motivasi belajar pada diri siswa, baik yang berasal dari dalam individunya sendiri sebagai motiv dasar yang dimiliki individu, maupun motivasi yang muncul dari luar diri individu itu, dapat diketahui dengan jelas dari aspek-aspek dalam pengukuran motivasi dalam diri anak. Untuk mengukur motivasi dalam diri anak dapat dilihat dari aktivitas belajar mandiri, suka mengerjakan tugas-tugas, ulet tidak mudah putus asa, kreatif dan teguh pada keyakinan.

Dengan demikian maka jika motivasi belajar yang timbul dalam diri anak itu meningkat, maka otomatis prestasi belajar anak akan meningkat pula, begitupun dengan pembelajaran PAI.

Berkenaan dengan pembelajaran PAI bahwa menurut Zakiah Daradjat (2006: 86) pembelajaran Pendidikan Agama Islam adalah suatu usaha untuk membina dan mengasuh peserta didik agar senantiasa dapat memahami pelajaran Islam secara menyeluruh, lalu menghayati tujuan, yang pada akhirnya dapat mengamalkan serta menjadikan Islam sebagai pandangan hidup.

Berdasarkan pengertian pembelajaran PAI yang telah dikemukakan di atas maka bolehlah peneliti menyatakan bahwa prestasi belajar PAI yang dimaksudkan dalam pembelajaran PAI bukan hanya terbatas pada nilai, atau angka-angka yang dicapai siswa melainkan juga agar dapat menghayati dan mengimplementasikanya dalam aktiviatas keseharianya.
E. Hipotesis
Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah dikemukakan dalam judu-judul sebelumnya peneliti dalam penelitian ini mengajukan hipotesis sebagaimana berikut :

Ha (Hipotesis Aktif) = Terdapat hubungan yang signifikan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar PAI siswa kelas VIII Di SMP Negeri 1 Gempol Kabupaten Cirebon.

H0 (Hipoteis Nihil) = Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar PAI siswa kelas VIII Di SMP Negeri 1 Gempol Kabupaten Cirebon.

Berdasarkan  masalah  penelitian  yang terjadi di SMPN 1 Gempol Kabupaten Cirebon, bahwa untuk sementara peneliti mengajukan atau memilih hipotesis H0 atau tidak ada hubungan yang signifikan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar  PAI siswa kelas VIII Di SMP Negeri 1 Gempol Kabupaten Cirebon, meskipun secara teori terdapat hubungan antara keduanya.
 
 

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel