Pengertian Tema dan Alur dalam Novel

Tema

Tema adalah makna cerita, atau dasar cerita.Tema dalam fiksi biasanya berpangkal pada motif tokoh (Sayuti, 2000:187).Lebih lanjut Sayuti menyatakan bahwa tema berfungsi sebagai penyatu unsur-unsur lainnya. Tema juga berfungsi melayani visi, yaitu responsi total pengarang terhadap pengalaman dan hubungan totalnya dengan jagad raya (Sayuti, 2000:192). Menurut Stanton (2007:36),“tema merupakan aspek cerita yang sejajar dengan makna dalam pengalaman manusia; sesuatu yang menjadikan suatu pengalaman begitu diingat”.

Dengan demikian, dapatlah dipahami bahwa tema dalam sebuah novel bermaksud makna cerita yang terdapat dalam novel yang disuguhkan dalam bentuk cerita.

Sayuti(2000:195-197) menyatakan bahwa “tema dapat ditafsirkan melalui cara-cara tertentu, yaitu 1) mempertimbangkan tiap detail cerita yang tampak terkedepankan, 2) tidak bersifat bertentangan dengan tiap detail cerita, 3) tidak mendasarkan diri pada buku-buku yang tidak dinyatakan baik secara langsung maupun tidak langsung, dan 4) mendasarkan pada bukti yang secara langsung ada atau yang diisyaratkan pada cerita”.

Dengan demikian,tema dalam sebuah novel pada intinya adalah makna cerita,tetapi pemaknaan akan sebuah makna cerita dalam novel tersebut dapat didasarkan pada penafsiran-penafiran yang telah ditentukan sehingga pembaca memahami tema dalam sebuah novel sama persis dengan apa yang disampaikan pengarang melalui karya fiksinya itu.

Alur

Menurut Stanton (2007:26), “alur merupakan rangkaian peristiwa-peristiwa dalam sebuah cerita”. Menurut Sayuti (2000:32) “alur dibagi menjadi tiga bagian, yaitu bagian awal, bagian tengah (klimaks), dan bagian akhir (penyelesaian)”.Selanjutnya, penjelasan mengenai bagian-bagian dalam sebuah alur dijelaskan oleh Nurgiyantoro (2010:143) yang menyatakan bahwa “bagian awal sebuah cerita biasanya disebut sebagai tahap perkenalan, tahap perkenalan pada umumnya sejumlah infomasi penting yang berkaitan dengan berbagai hal yang akan dikisahkan pada tahap-tahap berikutnya”. Masih menurut Nurgiyantoro (2010:145) selanjutnya menyatakan:

Bagian tengah cerita disebut sebagai tahap pertikaian, menampilkan pertentangan dan konflik yang sudah mulai dimunculkan pada tahap sebelumnya, menjadi semakin meningkat, semakin menegangkan. Sedangkan bagian akhir cerita disebut sebagai tahap peleraian, menampilkan adegan tertentu sebagai akibat klimaks.

Berdasarkan penjelasan dia atas dapatlah dipahami bahwa pada dasarnya alur dalam sebuah novel merupakan rangkaian peristiwa dalam sebuah cerita yang memiliki tiga bagian, yaitu bagian awal, tengah dan akhir.

Alur memiliki beberapa kaidah, yaitu plausibilitas (kemasuk akalan), surprise (kejutan), suspense (rasa ingin tahu), dan unity (keutuhan) (Sayuti, 2000: 47-53).Plausibilitas (kemasukakalan) adalah suatu cerita dikatakan masuk akal apabila cerita itu memiliki kebanaran, yakni benar bagi diri cerita itu sendiri.Surprise (kejutan), sesuatu yang telah mentradisi, yang telah mengkonvensi dalam penulisan karya fiksi, disimpang atau dilanggar dalam penulisan karya fiksi itu.Suspense (rasa ingin tahu), kaidah yang mengatur alur artinya ketidaktentuan harapan terhadap outcome atau hasil suatu cerita.

Menurut Nurgiyantoro (2010:138) “unity (keutuhan) merupakan berbagai unsur yang ditampilkan, khususnya peristiwa-peristiwa fungsional, kaitan, dan acuan yang mengandung konflik atau seluruh pengalaman kehidupan yang hendak dikomunikasikan memiliki keterkaitan satu dengan yang lain”.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa alur atau plot dalam sebuah novel merupakan rangkaian peristiwa dalam sebuah cerita yang memiliki tiga bagian, yaitu bagian awal, tengah dan akhir dan bagian-bagian tersebut saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya.

Belum ada Komentar untuk "Pengertian Tema dan Alur dalam Novel"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel