Sinopsis Novel Satu Jodoh Dua Istikharah
31/07/18
Tulis Komentar
Salman direktur muda yang membawahi kerajaan bisnis keluarganya di Kota Surabaya, ia terlahir sebagai seorang Surabaya keturunan Arab dari Bani Hasyim, umurnya baru 28 Tahun, dikenal sebagai sosok pemuda yang memiliki perhitungan matang dalam berbisnis, sebab sejak usia belasan ayahnya telah mengajarkannya bagaimana caranya menjadi seorang pebisnis sejati, selain itu memang ternyata Salman mewarisi darah pebisnis ayahnya.
Meskipun usianya telah matang, tapi Salman belum juga menikah, inilah yang menyebabkan semua wanita-wanita di kantornya berharap jodoh dengannya, sebab selain tampan ia merupakan salah satu pewaris perusahan besar di Surabaya yang pabriknya tersebar diberbagai kota diluar Surabaya. Salah satu wanita yang berhorap jodoh dengan Salman itu adalah Walda gadis kelahiran Gersik, sekertaris Salman yang kadang senyum-senyum sendiri ketika berhadapan dengan bosnya itu.
Dalam tiap-tiap tegah pekan antara hari Rabu dan Kamis, Salman selalu pulang kantor lebih awal, ia biasanya berpamitan pada Walda. Tidak ada yang tahu mengenai tujuan Salman yang selalu pulang lebih awal di tiap-tiap tengah pekan. Salman menyimpan dalam-dalam salah satu rahasia hidupnya. Ia kecanduan perempuan bayaran, Salman pun sebenarnya lupa mulai kapan ia kecanduan perempuan-perempuan bayaran yang jelas dalam tiap minggunya ia selalu memesan perempuan-perempuan bayaran untuk menemani tidurnya.
Salam masih tinggal bersama kedua orang tuanya, Ibunya sebenarnya risau dengan keadaan Salman yang tak kunjung menikah, sebab dalam tradisi keluarga ini, menikah dimasa kuliah sudah menjadi hal biasa. Hidup akan ditanggung orang tua sembari belajar bekerja. Ia sebenarnya selalu mendesak Salman agar-cepat-cepat menikah, tapi Salman selalu bungkam.
Tengah pekan selanjutnya, “ ting..” suara Hp Salman terdengar nyaring, pertanda pesanan wanita bayaran yang ia sewa minggu ini telah terkonfirmasi. Salman pun kemudian menuju Hotel yang sebelumnya telah ia pesan. Minggu ini Salman merasa heran sebab penampilan wanita penghibur yang ia pesan tidak sebagaimana biasanya, pakiannya terlalu rapih, tidak ada aurat yang diumbar seperti sengaja tak ingin memancing nafsu untuk berkelana.
Wanita yang Salman pesan kali ini bernama Tania, Adzan Isya terdengar nyaring, Tania yang semula duduk di diranjang menemani Salman kemudian menuju ke kamar mandi, ia berwudlu, setelah itu iapun mengeluarkan mukenah dan sajadah, Salman sontak terkejut, tapi tak bisa bicara. Tertegun tapi tak percaya. Tania kemudian mengajak Salaman agar menjadi Imamnya dalam Shalat, bagai disambar petir Salman terperanjat, yang mengajak bukan gadis biasa, gadis yang ia bayar untuk menjadi teman tidurnya. Salman menjadi Imam Shalat dengan diliputi rasa tak percaya.
Setelah kejadian itu Salman menumpahkan rasa pernasaranya dengan sederetan pertanya-pertanyaan yang ditujukan kepada Tania, dari percakapan tersebut barulah kemudian diketahui, bahwa Tania sebenarnya tidak menghendaki menjadi seorang pelacur, Tania menjadi pelacur sudah sembilan bulan, dalam waktu Sembilan bulan itu ia selalu sempatkan Shalat sebelum melayani pemesannya, pemesannya beragam, ada yang tidak mempedulikanya atau bahkan menyiksanya, ada juga yang iba terhadap Tania sehingga tidak jadi menidurninya.
Tania dijual oleh Ibunya kepada Mucikari semenjak Sembilan bulan yang lalu, iapun sudah hilang kesuciannya, entah berapa laki-laki yang sudah menidurinya, pada mulanya ia dipanggil Ibunya untuk pulang kerumah dengan alasan penting, padahal waktu itu ia sedang menutut ilmu di Pesantren.
Tapi rupanya nasi sudah menjadi bubur Tania kini sudah menjadi seorang pelacur yang terus berharap keluar dari jarring-jaring pelacuran. Tapi tak biasa sebab setiap kali Tania berusaha melarikan diri selalu tertangkap dan mendapatkan siksa yang pedih dari mucikarinya, bahkan omelan dari Ibunya. Tania dahulu merupakan anak yang dibuang oleh kedua orang tuanya semenjak bayi, ia diasuh oleh seorang ibu angkat yang dahulu mantan pelacur, sebab itulah ibunya tega menjualnya.
Salman tertegun mendengarkan kisah hidup Tania, malam itupun ia merasa iba terhadap nasib tragis yang dialami Tania, iapun mengurungkan niat untuk melampiaskan napsunya, ia kemudian memberikan kesempatan Tania untuk tidur dengan nyenyak melepas lelah. Sementara Salman terus memikirkan ucapan-ucapan dan nasehat Tania yang mennganjurkannya agar berhenti berpetualang cinta.
Hari berganti hari Salman semakin penasaran dengan sosok Tania, iapun kemudian konsisten menyewanya dalam tiap minggunya, hubungan keduanya pun kemudian berjalan baik, Salman berniat membebaskan Tania dari jerat Mucikari, tapi itu tidak mudah, Salman diharuskan membayar ganti rugi mucikari sebesar satu milyar jika ingin memiliki Tania, uang satu milyar bagi Salman sebenarnya mudah hanya saja, uang sebanyak itu jika diambil dari perusahaan akan ketahuan oleh kedua orang tuanya. Tapi rupanya Salman nekad ia menebus Tania dan membebaskannya dari Mucikari dan berjanji membawa Tania kepada kedua orang tuanya untuk meminta restu menjalankan pernikahan, Tania pun terharu dan bersumpah akan berbakti kepada laki-laki yang telah menyelamatkannya dari jerat pelacuran.
Salaman membernaikan diri membawa Tania kerumahnya dan mempertemukanya dengan kedua orang Tuanya, sembari mengutarakan niatnya untuk menikahi Tania. Tapi rupanya Tania berkata jujur, ia merupakan mantan seorang Pelacur yang dahulu disewa Salman untuk menemani tidurnya. Kedua orang tuanya tak setuju. Tapi Salman tetap memaksa. Sebab baginya Tania merupakan perempuan yang luar biasa, yang biasa menghentikan kebiasaan buruknya berpetualang cinta.
Kedua orang tua Salman kemudian memaksa keduanya agar jangan berhubungan lagi, sebab akan memalukan nama baik keluarga, Salman rupanya tidak menurut ia tetap berhubungan dengan Tania. Merasa uang perusahaan yang dikelola Salman banyak yang hilang, kedua orang tua Salman kemudian melucuti Salman dari jabatanya yang sebagai Direktur itu. Tapi tetap Salman bersikukuh ingin hidup dengan Tania. Salman kemudian diusir oleh orang orang tuanya.
Salman dan Tania kemudian menikah siri, keduanya hidup selayaknya suami Istri, tapi begitulah Tania, ia merasa bersalah terhadap Salman, terlebih-lebih ketika Ibu Salman mendatanginya dengan berlinang air mata agar supaya Tania mau meninggalkan anaknya, dengan terpaksa Tania pun kemudian meninggalkan Salman. Sembari menitipkan surat untuk Salman agar Salman jangan mencarinya dan melupakanya. Kembalilah kerumah dan urus perusahaan begitulah perintah Tania dalam pesannya.
Setelah peristiwa itu Salman seperti menjadi orang yang putus asa, ia tak mau kembali kerumahnya, ia memilih menjadi gelandangan untuk mencari Tania dari tempat satu ke tempat lainnya hanya untuk mencari istri sirinya. Tapi Tania seperti tertelan bumi ia tidak dapat ditemukan, bahkan dirumah kedua orang tua angkatnya pun tidak ada.
Pada masa-masa itu, Fatimah muncul, ia merupakan sosok wanita keturunan Arab sama seperti Salman, ia merupakan teman masa kecilnya sekaligus juga sebagai wanita yang dahulu menjadi pujaan hati Salman. Ayah Salman dan Fatimah merupakan sahabat baik. Sebab begitulah keturunan Arab di Surabaya, selalu pandai menjaga silaturahmi. Fatimah baru memluluskan studinya dalam bidang kedokteran di Australia. Ia merupakan dokter spesialis bedah.
Fatimah mendatangi kantor tempat Salman bekerja tapi Salman kini tidak diketahui rimbanya, di kantor bekas Salman bekerja, Fatimah mendapatkan informasi dari Walda mantan sekertaris Salman bahwa Salman telah diberhentikan kedua orang tuanya karena bernai-bernai berniat menikahi pelacur, entah apa yang membuat Salman tergila-gila kepada Pelacur itu, padahal kata Walda Salman dahulu merupakan sosok yang hanya menunggu-nunggu kekasih pujaanya, yang foto dari sosok pujaannya itu kini tersimpan dalam laci meja kantornya, yang bahkan Walda pun tak tahu seperti apa gadis pujaanya itu.
Fatimah kemudian mendesak Walda agar mau membukakan laci bekas meja Salman sembari meyakinkan bahwa dirinya merupakan teman masa kecil Salman, Walda pun kemudian menurut, dan benar saja setelah dibuka sosok foto dalam laci itu merupakan foto Fatimah. Mendapati hal itu Walda kemudian marah kepada Fatimah, bahkan Walda kemudian beranggapan bahwa Fatimalah yang menyebabkan Salman menjadi gelap mata berpetualang cinta karena menahan lama rindu pada Fatimah yang tak kunjung dapat dihubungi. Fatimah merasa bersalah.
Tidak sampai situ saja, Fatimah kemudian mendatangi rumah kedua orang tua Salaman, tapi keadaan rupanya lebih menyedihkan kedua orang tua Salaman kini hidup dalam kesedihan karena mendapati anaknya tak kunjung-kunjung pulang. Kedua orang tuanyapun menyesal. Kedua orang Tua Salman berpesan kepada Fatimah apabila bertemu dengan Salman agar disuruh kembali kerumah, Fatimah pun mengiayakan sembari merasa bersalah, karena ia dahulu tidak mempedulikan cinta Salman kepadanya.
Bulan berganti bulan tapi Salman tak kunjung ditemukan, pada suatu Hari Ahmad beserta keluarganya mendatangi rumah Fatimah untuk melamar Fatimah, Ahmad merupakan dokter rekan kerja Fatimah, ia tertarik dengan sikap kelembutan dan kecerdasan Fatimah sebab itulah ia melamarnya. Meskipun Fatimah tidak punya rasa suka terhadap Ahmad akhirnya lamaran ini kemudian diterima oleh Fatimah karena dorongan dari deskan kedua orang tua Fatimah, sebab waktu itu Fatimah dianggap oleh kedua orang tuanya sudah berumur dan sudah selayaknya menikah lagipun Ahmad juga merupakan seorang doketer yang juga keturunan Arab.
Sebelum pernikahan Fatimah dan Ahmad digelar, Fatimah bertemu dengan Salman yang kala itu sudah menjadi gelandangan, ia kemudian merasa senang dan membawa Salman untuk kembali pulang kerumah, meskipun awalnya Salman menolak akan tetapi Fatimah berhasil membujuknya.
Fatimah kemudian membatalkan pertunangannya dengan Ahmad dan memilih menikah dengan Salman. Niat Fatimah ini ditentang kedua orang tuanya, karena mereka tau Salman tidak seperti yang dahulu. Tapi Fatimah tetap bersikukuh. Meskipun Salman masih menaruh cinta pada Fatimah tapi ia enggan menikah dengan Fatimah sebag baginya Fatimah terlalu cuci baginya sebab ia merasa sebagai orang yang kotor, dan lagipun didalam hatinya masih mencintai Tania, istri sirihnya yang menghilang.
Fatimah berhasil meyakinkan kedua orang tuanya, Iapun kemudian di izinkan menikah dengan Salman, pernikahan digelar, tapi dalam pernikahan itu Salman seperti selalu menghindari Fatimah, ia seperti membelakangi Fatimah, dengan Sabar Fatimah berusaha membangkitkan kembali rasa cinta Salman kepadanya dan berharap sedikit demi sedikit Salman mau mencintainya lagi.
Berkat ketelatenan Fatimah lambat laut Salman mulai kembali mencintai Fatimah, Fatimah mengandung. Salman kini mulai bekerja lagi diperusahaan milik kawanya tanpa sepengetahuan Fatimah, ia bekerja dari pagi hingga malam untuk memberikan kejutan pada Fatimah, sebab dengan uang itu ia nantikanya akan berangkat umrah dan menyatakan cintanya kepada Fatimah di Ka’bah.
Tapi takdir rupanya berkata lain Salman pingsan dalam kamar mandi kantor sehingga membuat cemas seisi kantor, iapun diperiksakan ke dokter, dan betapa terkejutnya Salman, ketika mendapat khabar dari dokter bahwa dirinya terkena penyakit kelamin. Buah dari perbuatanya yang dahulu sering memesan wanita-wanita penghibur. Ia merasa bersalah terhadap Fatimah, ia takut Fatimah tertular penyakitnya. Rasa bersalahnya itu kemudian menjadikannya terpuruk, ia kemudian menghilang meninggalkan Fatimah.
Fatimah yang waktu itu sedang mengandung besar merasa resah mendapati suaminya hilang tak tahu rimbanya, tapi apalah dikata Fatimah waktu itu sedang mengandung, lagipula kandungan Fatimah ini terbilang aneh ia selalu merasa lemas seperti tak bergairah, iapun kemudian memeriksakan kandunganya itu kedokter kandungan, dan dari pemeriksaan itu diketahui bahwa efek dari kondisi kandungan Fatimah yang tak normal itu disebabkan oleh penyakit kelamin yang diderita Salman. Fatimah tak merasa kecewa sebab ia sebelumnya mengetahui kebiasaan Salman. Tapi kini ia paham mengenai sebab kenapa Salman seperti menghindarinya setiap kali diajak berhubungan suami istri.
Kini Fatimah khawatir dengan kedaan suaminya yang menghilang, sebab ia tahu bahwa suaminya sedang terjangkiti penyakit yang mematikan. Iapun kemudian mencari-cari Salman dari satu tempat ketempat lainnya, mengharap Salman mau pulang kembali kerumah. Ia mencari Salman dengan berbagai cara, hingga suatu hari ia menemukan Salman di rumah kakaknya. Fatimah pun kemudian membawa Salman kembali ke rumah, dan mengurus Salman dengan telaten di sisa-sisa hidupnya.
Meskipun usianya telah matang, tapi Salman belum juga menikah, inilah yang menyebabkan semua wanita-wanita di kantornya berharap jodoh dengannya, sebab selain tampan ia merupakan salah satu pewaris perusahan besar di Surabaya yang pabriknya tersebar diberbagai kota diluar Surabaya. Salah satu wanita yang berhorap jodoh dengan Salman itu adalah Walda gadis kelahiran Gersik, sekertaris Salman yang kadang senyum-senyum sendiri ketika berhadapan dengan bosnya itu.
Dalam tiap-tiap tegah pekan antara hari Rabu dan Kamis, Salman selalu pulang kantor lebih awal, ia biasanya berpamitan pada Walda. Tidak ada yang tahu mengenai tujuan Salman yang selalu pulang lebih awal di tiap-tiap tengah pekan. Salman menyimpan dalam-dalam salah satu rahasia hidupnya. Ia kecanduan perempuan bayaran, Salman pun sebenarnya lupa mulai kapan ia kecanduan perempuan-perempuan bayaran yang jelas dalam tiap minggunya ia selalu memesan perempuan-perempuan bayaran untuk menemani tidurnya.
Salam masih tinggal bersama kedua orang tuanya, Ibunya sebenarnya risau dengan keadaan Salman yang tak kunjung menikah, sebab dalam tradisi keluarga ini, menikah dimasa kuliah sudah menjadi hal biasa. Hidup akan ditanggung orang tua sembari belajar bekerja. Ia sebenarnya selalu mendesak Salman agar-cepat-cepat menikah, tapi Salman selalu bungkam.
Tengah pekan selanjutnya, “ ting..” suara Hp Salman terdengar nyaring, pertanda pesanan wanita bayaran yang ia sewa minggu ini telah terkonfirmasi. Salman pun kemudian menuju Hotel yang sebelumnya telah ia pesan. Minggu ini Salman merasa heran sebab penampilan wanita penghibur yang ia pesan tidak sebagaimana biasanya, pakiannya terlalu rapih, tidak ada aurat yang diumbar seperti sengaja tak ingin memancing nafsu untuk berkelana.
Wanita yang Salman pesan kali ini bernama Tania, Adzan Isya terdengar nyaring, Tania yang semula duduk di diranjang menemani Salman kemudian menuju ke kamar mandi, ia berwudlu, setelah itu iapun mengeluarkan mukenah dan sajadah, Salman sontak terkejut, tapi tak bisa bicara. Tertegun tapi tak percaya. Tania kemudian mengajak Salaman agar menjadi Imamnya dalam Shalat, bagai disambar petir Salman terperanjat, yang mengajak bukan gadis biasa, gadis yang ia bayar untuk menjadi teman tidurnya. Salman menjadi Imam Shalat dengan diliputi rasa tak percaya.
Setelah kejadian itu Salman menumpahkan rasa pernasaranya dengan sederetan pertanya-pertanyaan yang ditujukan kepada Tania, dari percakapan tersebut barulah kemudian diketahui, bahwa Tania sebenarnya tidak menghendaki menjadi seorang pelacur, Tania menjadi pelacur sudah sembilan bulan, dalam waktu Sembilan bulan itu ia selalu sempatkan Shalat sebelum melayani pemesannya, pemesannya beragam, ada yang tidak mempedulikanya atau bahkan menyiksanya, ada juga yang iba terhadap Tania sehingga tidak jadi menidurninya.
Tania dijual oleh Ibunya kepada Mucikari semenjak Sembilan bulan yang lalu, iapun sudah hilang kesuciannya, entah berapa laki-laki yang sudah menidurinya, pada mulanya ia dipanggil Ibunya untuk pulang kerumah dengan alasan penting, padahal waktu itu ia sedang menutut ilmu di Pesantren.
Tapi rupanya nasi sudah menjadi bubur Tania kini sudah menjadi seorang pelacur yang terus berharap keluar dari jarring-jaring pelacuran. Tapi tak biasa sebab setiap kali Tania berusaha melarikan diri selalu tertangkap dan mendapatkan siksa yang pedih dari mucikarinya, bahkan omelan dari Ibunya. Tania dahulu merupakan anak yang dibuang oleh kedua orang tuanya semenjak bayi, ia diasuh oleh seorang ibu angkat yang dahulu mantan pelacur, sebab itulah ibunya tega menjualnya.
Salman tertegun mendengarkan kisah hidup Tania, malam itupun ia merasa iba terhadap nasib tragis yang dialami Tania, iapun mengurungkan niat untuk melampiaskan napsunya, ia kemudian memberikan kesempatan Tania untuk tidur dengan nyenyak melepas lelah. Sementara Salman terus memikirkan ucapan-ucapan dan nasehat Tania yang mennganjurkannya agar berhenti berpetualang cinta.
Hari berganti hari Salman semakin penasaran dengan sosok Tania, iapun kemudian konsisten menyewanya dalam tiap minggunya, hubungan keduanya pun kemudian berjalan baik, Salman berniat membebaskan Tania dari jerat Mucikari, tapi itu tidak mudah, Salman diharuskan membayar ganti rugi mucikari sebesar satu milyar jika ingin memiliki Tania, uang satu milyar bagi Salman sebenarnya mudah hanya saja, uang sebanyak itu jika diambil dari perusahaan akan ketahuan oleh kedua orang tuanya. Tapi rupanya Salman nekad ia menebus Tania dan membebaskannya dari Mucikari dan berjanji membawa Tania kepada kedua orang tuanya untuk meminta restu menjalankan pernikahan, Tania pun terharu dan bersumpah akan berbakti kepada laki-laki yang telah menyelamatkannya dari jerat pelacuran.
Salaman membernaikan diri membawa Tania kerumahnya dan mempertemukanya dengan kedua orang Tuanya, sembari mengutarakan niatnya untuk menikahi Tania. Tapi rupanya Tania berkata jujur, ia merupakan mantan seorang Pelacur yang dahulu disewa Salman untuk menemani tidurnya. Kedua orang tuanya tak setuju. Tapi Salman tetap memaksa. Sebab baginya Tania merupakan perempuan yang luar biasa, yang biasa menghentikan kebiasaan buruknya berpetualang cinta.
Kedua orang tua Salman kemudian memaksa keduanya agar jangan berhubungan lagi, sebab akan memalukan nama baik keluarga, Salman rupanya tidak menurut ia tetap berhubungan dengan Tania. Merasa uang perusahaan yang dikelola Salman banyak yang hilang, kedua orang tua Salman kemudian melucuti Salman dari jabatanya yang sebagai Direktur itu. Tapi tetap Salman bersikukuh ingin hidup dengan Tania. Salman kemudian diusir oleh orang orang tuanya.
Salman dan Tania kemudian menikah siri, keduanya hidup selayaknya suami Istri, tapi begitulah Tania, ia merasa bersalah terhadap Salman, terlebih-lebih ketika Ibu Salman mendatanginya dengan berlinang air mata agar supaya Tania mau meninggalkan anaknya, dengan terpaksa Tania pun kemudian meninggalkan Salman. Sembari menitipkan surat untuk Salman agar Salman jangan mencarinya dan melupakanya. Kembalilah kerumah dan urus perusahaan begitulah perintah Tania dalam pesannya.
Setelah peristiwa itu Salman seperti menjadi orang yang putus asa, ia tak mau kembali kerumahnya, ia memilih menjadi gelandangan untuk mencari Tania dari tempat satu ke tempat lainnya hanya untuk mencari istri sirinya. Tapi Tania seperti tertelan bumi ia tidak dapat ditemukan, bahkan dirumah kedua orang tua angkatnya pun tidak ada.
Pada masa-masa itu, Fatimah muncul, ia merupakan sosok wanita keturunan Arab sama seperti Salman, ia merupakan teman masa kecilnya sekaligus juga sebagai wanita yang dahulu menjadi pujaan hati Salman. Ayah Salman dan Fatimah merupakan sahabat baik. Sebab begitulah keturunan Arab di Surabaya, selalu pandai menjaga silaturahmi. Fatimah baru memluluskan studinya dalam bidang kedokteran di Australia. Ia merupakan dokter spesialis bedah.
Fatimah mendatangi kantor tempat Salman bekerja tapi Salman kini tidak diketahui rimbanya, di kantor bekas Salman bekerja, Fatimah mendapatkan informasi dari Walda mantan sekertaris Salman bahwa Salman telah diberhentikan kedua orang tuanya karena bernai-bernai berniat menikahi pelacur, entah apa yang membuat Salman tergila-gila kepada Pelacur itu, padahal kata Walda Salman dahulu merupakan sosok yang hanya menunggu-nunggu kekasih pujaanya, yang foto dari sosok pujaannya itu kini tersimpan dalam laci meja kantornya, yang bahkan Walda pun tak tahu seperti apa gadis pujaanya itu.
Fatimah kemudian mendesak Walda agar mau membukakan laci bekas meja Salman sembari meyakinkan bahwa dirinya merupakan teman masa kecil Salman, Walda pun kemudian menurut, dan benar saja setelah dibuka sosok foto dalam laci itu merupakan foto Fatimah. Mendapati hal itu Walda kemudian marah kepada Fatimah, bahkan Walda kemudian beranggapan bahwa Fatimalah yang menyebabkan Salman menjadi gelap mata berpetualang cinta karena menahan lama rindu pada Fatimah yang tak kunjung dapat dihubungi. Fatimah merasa bersalah.
Tidak sampai situ saja, Fatimah kemudian mendatangi rumah kedua orang tua Salaman, tapi keadaan rupanya lebih menyedihkan kedua orang tua Salaman kini hidup dalam kesedihan karena mendapati anaknya tak kunjung-kunjung pulang. Kedua orang tuanyapun menyesal. Kedua orang Tua Salman berpesan kepada Fatimah apabila bertemu dengan Salman agar disuruh kembali kerumah, Fatimah pun mengiayakan sembari merasa bersalah, karena ia dahulu tidak mempedulikan cinta Salman kepadanya.
Bulan berganti bulan tapi Salman tak kunjung ditemukan, pada suatu Hari Ahmad beserta keluarganya mendatangi rumah Fatimah untuk melamar Fatimah, Ahmad merupakan dokter rekan kerja Fatimah, ia tertarik dengan sikap kelembutan dan kecerdasan Fatimah sebab itulah ia melamarnya. Meskipun Fatimah tidak punya rasa suka terhadap Ahmad akhirnya lamaran ini kemudian diterima oleh Fatimah karena dorongan dari deskan kedua orang tua Fatimah, sebab waktu itu Fatimah dianggap oleh kedua orang tuanya sudah berumur dan sudah selayaknya menikah lagipun Ahmad juga merupakan seorang doketer yang juga keturunan Arab.
Sebelum pernikahan Fatimah dan Ahmad digelar, Fatimah bertemu dengan Salman yang kala itu sudah menjadi gelandangan, ia kemudian merasa senang dan membawa Salman untuk kembali pulang kerumah, meskipun awalnya Salman menolak akan tetapi Fatimah berhasil membujuknya.
Fatimah kemudian membatalkan pertunangannya dengan Ahmad dan memilih menikah dengan Salman. Niat Fatimah ini ditentang kedua orang tuanya, karena mereka tau Salman tidak seperti yang dahulu. Tapi Fatimah tetap bersikukuh. Meskipun Salman masih menaruh cinta pada Fatimah tapi ia enggan menikah dengan Fatimah sebag baginya Fatimah terlalu cuci baginya sebab ia merasa sebagai orang yang kotor, dan lagipun didalam hatinya masih mencintai Tania, istri sirihnya yang menghilang.
Fatimah berhasil meyakinkan kedua orang tuanya, Iapun kemudian di izinkan menikah dengan Salman, pernikahan digelar, tapi dalam pernikahan itu Salman seperti selalu menghindari Fatimah, ia seperti membelakangi Fatimah, dengan Sabar Fatimah berusaha membangkitkan kembali rasa cinta Salman kepadanya dan berharap sedikit demi sedikit Salman mau mencintainya lagi.
Berkat ketelatenan Fatimah lambat laut Salman mulai kembali mencintai Fatimah, Fatimah mengandung. Salman kini mulai bekerja lagi diperusahaan milik kawanya tanpa sepengetahuan Fatimah, ia bekerja dari pagi hingga malam untuk memberikan kejutan pada Fatimah, sebab dengan uang itu ia nantikanya akan berangkat umrah dan menyatakan cintanya kepada Fatimah di Ka’bah.
Tapi takdir rupanya berkata lain Salman pingsan dalam kamar mandi kantor sehingga membuat cemas seisi kantor, iapun diperiksakan ke dokter, dan betapa terkejutnya Salman, ketika mendapat khabar dari dokter bahwa dirinya terkena penyakit kelamin. Buah dari perbuatanya yang dahulu sering memesan wanita-wanita penghibur. Ia merasa bersalah terhadap Fatimah, ia takut Fatimah tertular penyakitnya. Rasa bersalahnya itu kemudian menjadikannya terpuruk, ia kemudian menghilang meninggalkan Fatimah.
Fatimah yang waktu itu sedang mengandung besar merasa resah mendapati suaminya hilang tak tahu rimbanya, tapi apalah dikata Fatimah waktu itu sedang mengandung, lagipula kandungan Fatimah ini terbilang aneh ia selalu merasa lemas seperti tak bergairah, iapun kemudian memeriksakan kandunganya itu kedokter kandungan, dan dari pemeriksaan itu diketahui bahwa efek dari kondisi kandungan Fatimah yang tak normal itu disebabkan oleh penyakit kelamin yang diderita Salman. Fatimah tak merasa kecewa sebab ia sebelumnya mengetahui kebiasaan Salman. Tapi kini ia paham mengenai sebab kenapa Salman seperti menghindarinya setiap kali diajak berhubungan suami istri.
Kini Fatimah khawatir dengan kedaan suaminya yang menghilang, sebab ia tahu bahwa suaminya sedang terjangkiti penyakit yang mematikan. Iapun kemudian mencari-cari Salman dari satu tempat ketempat lainnya, mengharap Salman mau pulang kembali kerumah. Ia mencari Salman dengan berbagai cara, hingga suatu hari ia menemukan Salman di rumah kakaknya. Fatimah pun kemudian membawa Salman kembali ke rumah, dan mengurus Salman dengan telaten di sisa-sisa hidupnya.
Belum ada Komentar untuk "Sinopsis Novel Satu Jodoh Dua Istikharah"
Posting Komentar