Contoh Proposal Pendidikan Bahasa Indonesia Unwir Indramayu

BAB I
PENDAHULUAN


1.1. Latar Belakang Penelitian

Pada zaman modern sekarang ini keduduka nsastra semakin meningkat dan semakin penting. Sastra tidak hanya memberikan kenikmatan dan kepuasan batin, tetapi juga sebagai sarana penyampaian pesan moral kepada masyarakat atas realitas sosial.

Karya sastra tercipta dalam kurun waktu tertentu dapat terjadi penggerak keadaan dan situasi yang terjadi pada masa penciptaan karya sastra itu, baiksosial-budaya, agama, politik, ekonomi, dan pendidikan. Selain itu, karya sastra dapat digunakan sebagai dokumen sosial budaya yang menangkap realita dari masa tertentu, tetapi bukan menjad keharusan bahwa karya sastra yang tercipta merupakan pencerminan situasi kondisi pada saat karya sastra ditulis.

Salah satu bentuk “susastra” sebagai penuangan ide kreatif pengarang contohnya adalah karya sastra yang berbentuk novel. Nurgiyantoro (2010: 10) mengemukakan bahwa novel merupakan karya fiksi yang dibangun oleh unsur-unsur pembangun, yakni unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Novel juga diartikan sebagai suatu karangan berbentuk prosa yang mengandung rangkaian cerita kehidupan seseorang dengan orang lain di sekelilingnya dengan menonjolkan watak dan sifat pelaku.

Dalam pembelajaran kesastraan, novel bukan lagi menjadi sebuah sesuatu yang bersifat fakta, namun akan bergeser menjadi nilai yang bersifat fiksi. Fiksi merupakan karya imajinatif yang dilandasi kesadaran dan tanggung jawab dari segi kreativitas sebagai karya seni (Nurgiyantoro, 2010: 3).

Hal tersebut memungkinkan bahwa karya sastra bukan hanya penyampaian kebahasaan yang pasif, tetapi dalam penyampaian secara fiksi akan menjadikan nilai kebahasaan yang akan diterima bagi semua kalangan pembaca sastra. (Saifur, 2010: 14). Bukti dalam pembelajaran sastra dan konsep-konsep pembelajaran sastra selalu didasari dengan desain-desain yang sudah jadi, tanpa mempertimbangkan konsep-konsep dasar tempat pengajaran berpijak. Bertahannya sebagai pembelajaran sastra di sekolah, tentulah disebabkan oleh nilai pembelajaran sastra khususnya novel untuk mencapai tujuan pendidikan, pembelajaran sastra mempunyai peranan dalam mencapai berbagai aspek dari tujuan pendidikan seperti aspek pendidikan, aspek susila, sosial, perasaan, sikap penilaian dan keagamaan.

Banyak siswa atau pembaca dalam memahami kesastraan khususnya novel mengalami kesulitan. Hal tersebut dikarenakan minat siswa terhadap kesusastraan yang rendah serta penggunaan metode pembelajaran yang kurang variatif. Pembelajaran sastra yang baik haruslah didahului dengan persiapan yang baik. Persiapan yang baik berupa perencanaan pembelajaran secara sistematis dan ilmiah. Untuk itu diperlukan adanya pengkajian atau penelitian terlebih dahulu terhadap kelayakan bahan-bahan atau materi sastra yang hendak diajarkan, baik novel, puisi, maupun cerpen.

Salah satu faktor pertimbangan kelayakan sebuah karya sastra adalah karakter tokohnya. Karakter merupakan sebuah wajah atau tingkah laku ciri khas yang terjadi pada diri seseorang. Melalui pandangan tersebut kemungkinan seorang pembaca suatu karya sastra akan lebih mudah mendapatkan pemahaman dan lebih tertarik pada sebuah novel. Salah satu novel yang menekankan pada karakterisasi tokohnya adalah novel Satu Jodoh Dua Istikharah, karya Ma’mun Affany. Tokoh utama mempunyai kelembutan tutur kata, tegar dan bertanggung jawab dalam menghadapi setiap masalah, sehingga hal tersebut akan sangat mendidik dan memberikan pembelajaran bagi pembaca. Setiap orang memiliki masalalu. Baik atau buruk tidak bisa dihapus. Ia tetap menjadi tinta emas jika baik, atau menjadi noktah merah jika buruk. Bagi seseorang menerim amasalalu orang tidaklah semudah membalik telapak tangan.

Novel ini membahas romantika dua insan dengan masalalu yang kental. Bagaimana masalalu perempuan diterima laki-laki, bagaimana masalalu laki-laki diterima oleh perempuan menjadi pembahasan denganbalutan cerita yang cukup apik.

Novel ini juga membahas hubungan suami-istri di awalmenikah menjadid ayatarik karena tidak sekeder memberikan gambaran bagaimana peran istri, tapi juga gambaran bagaimana peran suami melukis kebahagiaan tinggi.

Novel ini sangat menarik bagi peneliti, karena novel ini ditulis dengan cerita yang sangat mendidik dan dikemas dalam bahasa yang santun, Novel ini penting untuk diteliti sehingga dengan adanya penelitian tersebut nantinya dapat dipereroleh nilai-nilai edukatif yang terkandung didalamnya baik nilai edukatif dalam latar ceritanya maupun kanudngan bahasa yang santun didalamnya. Sementara itu Ma'mun Affany selaku pengaran Novel merupakan alumni atau mantan santri dari Pondok Pesantren Gontor, sehingga dengan demikian tidaklah mengherankan bagi penulis jika karya-karyanaya khususnya Novel Satu Jodoh Dua Istikharah ditulis dengan norma-norma kesilaman, seperti kisah yang mengarahkan kepada pembaca untuk berbuat baik, tulisan-tulisan novel yang santun dan lain sebagainya, berdasarkan kenyataan-kenyataan mengenai kandungan atau isi dari Novel serta latar belakang dari pengarangnya itulah peneliti merasa perlu untuk melakukan penelitian pada novel ini.

Novel Satu Jodoh Dua Istikharah didalamnya mengandung muatan feminisme didalamnya, sologan kata yang membekas dari novel ini bagi penulis setelah membacanya adalah sebuah rangkaian kalimat yang berbunyi “Tidak banyak pria mengubah wanita, tapi banyak wanita mengubah pria” rangkaian kata tersebut bagi penulis merupakan kalimat yang mempunyai makna mendalam, betapa tidak, tokoh utama yang bernama Fatimah seorang Dokter muda lagi rupawan memberanikan diri mengajak Salman untuk menikah, meskipun Fatimah tahu bahwa masa lalu salaman merupakan seorang laki-laki yang gemar berpetualang cinta. Fatimah lebih memilih Salman dibandingkan teman kerjanya yang juga sebagai seorang Dokter, seorang Dokter ganteng yang dikisahkan menganggap perempuan sebagai mahluk yang lebih rendah ketimbang laki-laki. Itulah sebab mengapa Fatimah lebih memilih Salman seorang laki-laki terbuang yang sepertinya putus harapan, bagi Fatimah Salman lebih baik ketimbang dokter tampan itu, sebab dalam pandangannya Salman lebih menghargai wanita, wanita dianggapnya adalah mahluk penyempurna bagi laki-laki, perempuan adalah setara baginya. Adapun mengenai masa lalu salman yang gemar berpetualang cinta, Fatimah meyakinkan dirinya bahwa ia adalah salah satu dari sekian banyak wanita yang sanggup mengubah pria.

Ada beberapa pendekatan karya sastra yang dapat mengembangkan dan memperdalam pemahaman dalam mengapreasi karya sastra khususnya novel. Salah satu pendekatan yang digunakan adalah pendekatan feminisme. Pendekatan ini lebih membahas permasalahan perempuan yang menuntut emansipasi, kesamaan, dan keadilan hak dengan pria. Sejak dahulu karya sastra telah menjadi culture regime dan memiliki daya pikat kuat terhadap persoalan gender. Paham tentang wanita sebagai orang lemah lembut, permata, bunga, dan sebaliknya pria sebagai orang yang cerdas, aktif, dan sejenisnya selalu mewarnai sastra kita. Wanita dan pria tersebut seakan-akan telah mengakar di benak penulis sastra (Suwardi, 2013: 143).

Berdasarkan hal tersebut, peneliti mencoba menganalisis novel Satu Jodoh Dua Istikharah Karya Ma’munAffany sebagai alternatif pembelajaran, dikarenakan novel tersebut mempunyai nilai-nilai perjuangan seorang perempuan dalam menyikapi sebuah kehidupan keluarga dengan memperjuangkan kehidupan sosial dikalangan masyarakat.

Penelitian terhadap suatu novel yang menggunakan pendekatan feminisme tentu sudah pernah dilakukan oleh para peneliti sebelumnya, hal tersebut bagi penulis merupakan suatu hal yang baik bagi penelitian yang dilakukan peneliti, sebab dengan adanya penelitian-penelitian sebelumnya itu penulis dapat belajar dan membandingkannya. Adapun penelitian sejenis yang membahas mengenai tokoh utama dalam suatu novel berdasarkan kajian feminiseme diantaranya adalah penelitian yang dilakukan oleh:

(1) Siti Aminatu Sholichah Mahsiswi IKIP Widya Darma Surabaya telah melakukan penelitian dengan judul “Karakteristik Tokoh Utama Dalam Novel Supiyah Karya Kusaeri Ys (Kajian Feminisme)” dalam penelitian ini telah didapat hasil penelitian yang menyatakan bahwa karakteristik tokoh utama dalam novel Supiyah karya Kusaeri YS (kajian feminisme) meliputi kedudukan, tujuan hidup, perilaku, dan pendirian. Kedudukan tokoh utama meliputi kelas sosial, ekonomi, dan pendidikan.

(2) Nysha Agustyanti seorang mahasiswi Pogram Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhamadiyah Purwokerto telah melakukan penelitian dengan judul “Kajian Feminisme Tokoh Utama Pada Novel Sekuntum Laila Karya Risma Budiyani Dan Skenario Pembelajarannya Di SMA” dalam penelitian ini telah didapat hasil penelitian yang menyatakan bahwa feminisme tokoh utama pada novel Sekuntum Laila karya Risma Budiyani meliputi, citra tokoh wanita, perjuangan tokoh utama dan pertukaran gender. Citra tokoh wanita antara lain citra wanita dalam aspek fisik, psikis, dan sosial, perjuangan tokoh utama antara lain beban kerja semakin banyak, menjadi reporter di Libya, rela menolak beasiswa menulis demi suami, pertukaran gender antara lain Ali mampu merawat dan membesarkan anaknya. Skenario pembelajaran novel Sekuntum Laila karya Risma Budiyani di SMA menggunakan model pailkem. Adapun rincian dari skenario tersebut adalah pembelajaran yang aktif siswa mencari materi dengan diskusi kelompok, inovatif mencermati latar belakang kehidupan pengarang, lingkungan: perpustakaan, kreatif: guru mengajak siswa untuk mengapresiasi karya sastra, efektif siswa dituntut berpikir kritis dan bertindak efisien melalui pemberian tugas, menarik: memanfaatkan teknologi (pemutaran film).

(3) Fauzia Ika Rosiani mahasiswi Pogram Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhamadiyah Purwokerto telah melakukan penelitian dengan judul “Kajian feminis citra aqidah wanita tokoh utama dalam novel gadis penghafal ayat Karya M. Shoim Haris dan relevansi pembelajarannya di SMA” dalam penelitian ini telah didapat hasil penelitian yang menyatakan bahwa feminisme citra tokoh utama wanita novel tersebut terdiri dari citra diri dan citra sosial yaitu: (a) citra diri dapat dilihat secara fisik. Secara fisik yaitu seorang gadis yang cantik jelita dan mempunyai fisik yang sempurna, secara psikis dicitrakan sebagai seorang gadis yang pandai, cerdas, mempunyai daya intelektual tinggi, mempunyai jiwa kepemimpinan, kuat, tegar, berani mengambil resiko, mempunyai jiwa yang menenangkan hati orang lain, penyayang, baik hati, tepat janji, dan berusaha untuk memperjuangkan hak dan cita-citanya, (b) citra sosial tokoh utama wanita dapat dilihat dari citra dalam keluarga dan masyarakat. Dalam keluarga, dicitrakan sebagai anak Kyai yang sudah dewasa, harus segera dinikahkan serta harus mewarisi pesantren yang diasuh oleh orang tuanya; dalam masyarakat dicitrakan sebagai gadis seorang Anak Kyai yang disegani dan dihormati dan gadis yang baik hati serta mempunyai nilai religius yang tinggi. Adapun relevansi pembelajaran novel Gadis Penghafal Ayat karya M. Shoim Haris di SMA dapat dilaksanakan secara optimal denganmodel pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning) tipe STAD (Student Team Achievement Division).

Berdasarkan ketiga ikhtisar penelitian yang telah dilakukan  oleh peneliti sebelumnya di atas, dapatlah kemudian peneliti pahami bahwa meskipun ketiganya membahas mengenai kajian feminisme tokoh utama, akan tetapi ketiganya jelas berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti karena objek dan subjek yang diteliti berbeda yang novel dan tokoh utama yang akan diteliti oleh peneliti berbeda dengan novel-novel yang diteli oleh peneliti sebelumnya.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian tersebut, maka masalah-masalah yang dapat diidentifikasi sebagai berikut:

  1. Belum adanya penelitian yang membahas seputar Karakter Tokoh Utama dalam Novel Satu Jodoh Dua Istikharah Karya Ma'mun Affany Berdasarkan Kajian Feminisme.
  2. Belum adanya pemanfaatan Novel Satu Jodoh Dua Istikharah Karya Ma'mun Affany yang dijadikan sebagai alternatif  bahan ajar sastra di SMA dan penentuan model pembelajarannya.
  3. Masih rendahnya apresiasi siwa-siwi SMA dalam mempelajari karya sastra khususnya novel yang umumnya disebabkan karena kurangnya guru dalam mengimplementasikan model pembelajaran dengan menggunakan Novel yang beredar di pasaran sebagai bahan ajar sastra di SMA.

1.3. Batasan Masalah

Untuk mendapatkan hasil penelitian yang fokus da terarah maka penulis membatasi masalah-masalah yag akan dikaji dalam penelitian ini, adapun batasan masalah-masalah tersebut aalah sebagai berikut:

  1. Kajian feminisme yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah feminisme yang didasarkan pada karakter tokoh utama (Fatimah) dalam menjalani hidup, kajian tersebut didasarkan pada pemahaman penulis terhadap unsur-unsur intrinsik dalam novel yaitu tema, alur, penokohan dan amanat. 
  2. Selanjutnya hasil kajian unsur intrinsik akan dikaitkan dengan kriteria bahan ajar untuk menentukan layak tidaknya novel ini dijadikan bahan ajar serta langkah terakhir pada penelitian ini adalah membuat model pembelajaran apresiasi novel yang dapat digunakan di SMA.

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, penulis merumuskan masalah sebagai berikut.

  1. Bagaimanakah struktur novel Satu Jodoh DuaI stikharah karya Ma’mun Affany?
  2. Bagaimanakah karakter tokoh utama novel Satu Jodoh Dua Istikharah karya Ma’mun Affany berdasarkan kajian feminisme?
  3. Apakah novel Satu Jodoh Dua Istikharah karya Ma’munAffany dapat dijadikan sebagai alternatif bahan ajar sastra di SMA? 
  4. Model pembelajaran apakah yang dapat digunakan dalam pembelajaran apresiasi novel Satu Jodoh Dua Istikharah karya Ma’munAffany di SMA?

1.5. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan.

  1. Struktur novel Satu Jodoh DuaIstikharah karya Ma’mun Affany
  2. Karakter tokoh utama novel Satu Jodoh Dua Istikharah karya Ma’munAffany berdasarkan kajian kajian feminisme
  3. Layak tida novel Satu Jodoh Dua Istikharah karya Ma’mun Affany dapat dijadikan sebagai alternatif bahan ajar sastra di SMA.  
  4. Model pembelajaran yang tepat untuk novel satu jodoh dua istikharah karya Ma’mun affany dalam kegiatan pembelajaran apresiasi novel di SMA.

1.6. Anggapan Dasar

Anggapan dasar dalam penelitian ini penulis uraikan pada urian-uraian sebagai berikut.

  1. Novel sebagai suatu karangan berbentuk prosa yang mengandung rangkaian cerita kehidupan seseorang dengan orang lain di sekelilingnya dengan menonjolkan penokohan dengan watak dan perilaku yang berfariatif, sehingga dengan keberfariatifan tersebut akan memberikan nilai khas dan akan memberikan identitas cerita tersebut. Nurgiyantoro (2010: 10) mengemukakan bahwa novel merupakan karya fiksi yang dibangun oleh unsur-unsur pembangun, yakni unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik.
  2. Penokohan yang didalamnya dibahas mengenai tokoh utama merupakan salah satu dari unsur-unsur interistik dalam karya sastra, karena pada hakikatnya unsur interistik adalah unsur-unsur yang membangun karya sastra (Nurgiyantoro, 2010: 30)
  3. Kajian feminisme merupakan salah satu dari unsur-unsur ekstrinsik dalam karya sastra, karena pada hakikatnya unsur ekstrinsik adalah unsur-unsur yang berada diluar teks sastra (Nurgiyantoro, 2010: 30)
  4. Bahan ajar yang baik sekurang-kurangnya memenuhi tiga kriteria, yaitu (a) Prinsip relevansi, yaitu adanya kesesuaian antara materi pokok dengan kompetensi dasar yang ingin dicapai. (b) Prinsip konsistensi, yaitu adanya keajegan antara materi pokok dengan kompetensi dasar dan standar kompetensi. (c) Prinsip kecukupan (adekuasi), yaitu materi yang diajarkan hendaknya cukup memadai dalam membantu siswa menguasai kompetensi dasar yang diajarkan (Haryati, 2007:22). 
  5. Peggunaan model pembelajaran yang tepat dalam kegiatan pembelajaran termasuk didalamnya dalam memanfaatkan novel sebagai bahan ajar di SMA adalah langkah yang fektif, sebab menurut Suprijono (2011: 45), model diartikan sebagai bentuk representasi akurat sebagai proses aktual yang memungkinkan seseorang atau sekelompok orang mencoba bertindak berdasarkan model itu. Dengan kata lain model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar peserta didik untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi perancang pembelajaran dan guru dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas belajar mengajar. Dengan demikian dapat disimpulkan model yang tepat dapat menghasilkan pembelajaran yang efektif. 

1.7. Manfaat Hasil Penelitian

Penelitian ini mempunyai manfaat praktis. Manfaat secara praktis adalah sebagai berikut.
1.Bagi siswa
Dapat meningkatkan apresiasi karya sastra khususnya menganalisis  karakter perempuan novel Satu Jodoh Dua Istikharah karya Ma’munAffany. Penelitian ini juga bermanfaat agar pembaca khususnya siswa merasa senang untuk mengikuti pembelajaran sastra novel dengan menggunakan pendekatan feminisme.
2.Bagi Guru
Penelitian ini bermanfaat untuk memperkaya bahan pembelajaran sastra Indonesia dan untuk mengetahui keefektifan model pembelajaran sastra Indonesia khususnya dalam menganalisis karakter perempuan novel Satu Jodoh Dua Istikharah karya Ma’mun Affany sehingga guru lebih bervariasi dalam pembelajaran sastra.
3.Bagi peneliti selanjutnya
Penelitian ini dapat memperkaya wawasan dalam menganalisis unsur-unsur dalam novel khususnya pendekatan feminisme terhadap karakter perempuan novel Satu Jodoh Dua Istikharah karya Ma’munAffany sebagai alternatif bahan ajar sastra di SMA.
Secara teoretis, penelitian ini diharapkan menambah kajian pembelajaran karakter perempuan novel Satu Jodoh DuaIstikharah karya Ma’mun Affany sebagai alternatif bahan ajar sastra di SMA dengan mengaitkan kurikulum yang sudah ada mengenai sikap atau sebuah karakter. Selain itu, penelitian ini dapat mengembangkan model yang tepat untuk pembelajaran karya sastra novel.

1.8. Defenisi Oprasional

Untuk menghindari kesimpangsiuran pemahaman terhadap istilah yang digunakan dalam judul penelitian ini, maka penulis mendefinisikan istilah-istilah tersebut sebagai berikut.

  1. Karakter tokoh utama yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah perilaku tokoh utama yang terdapat dalam novel Satu Jodoh Dua Istikharah karya Ma’munAffany. 
  2. Novel adalah prosa rekaan yang menyuguhkan tokoh dan menampilkan serangkaian peristiwa serta latar secara tersusun. Novel sebagai karya imajinatif mengugkapkan aspek-aspek kemanusiaan yang mendalam dan menyajikannya secara halus. novel  Satu Jodoh Dua Istikharah karya Ma’munAffany merupakan novel yang mengisahkan bagaimana kitabisa menerima masalalu seseorang atau bagaima namenghadirkan masalalu bagi seseorang. Dengan demikian hal yang menjadi sebuah tindak lanjut peneliti adalah bagaimana memahami sebuah karakter yang menyangkut nilai-nilai perempuan.
  3. Kajian feminisme secara sederhana dapat diartikan sebagai kajian yang memandang sastra dengan kesadaran khusus, kesadaran bahwa ada jenis kelamin yang banyak berhubungan dengan budaya, sastra, dan kehidupan kita. Jenis kelamin inilah yang membuat perbedaan di antara semuanya yang juga membuat perbedaan pada diri pengarang, pembaca, perwatakan, dan pada faktor luar yang mempengaruhi situasi karang mengarang bahan ajar merupakan salah satu komponen sistem pembelajaran yang memegang peranan penting dalam membantu siswa mencapai KompetensiInti dan Kompetensi Dasar atau tujuan pembelajaran yang telah ditentukan.
  4. Bahan ajar merupakan salah satu komponen sistem pembelajaran yang memegang peranan penting dalam membantu siswa mencapaiKompetensiInti dan Kompetensi Dasar atau tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. Yang dimaksud dengan bahan ajar dalam penelitian ini adalah novel Satu Jodoh Dua Istikharah karya Ma’mun Affany yang telah memenuhi kriteria.
  5. Model pembelajaran adalah suatu acuan kepada suatu pendekatan pembelajaran termasuk tujuannya, sintaksnya, lingkungannya, dan sistem pengelolaanya. Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan model pembelajaran adalah model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) adalah salah satu tipe atau model pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan, melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan mengandung unsur permainan dan reinforcement. Aktivitas belajar dengan permainan yang dirancang dalam pembelajaran kooperatif model Teams Games Tournament(TGT) memungkinkan siswa dapat belajar lebih rileks di samping menumbuhkan tanggung jawab, kejujuran, kerja sama, persaingan sehat dan keterlibatan belajar.

Belum ada Komentar untuk "Contoh Proposal Pendidikan Bahasa Indonesia Unwir Indramayu"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel