Unsur-Unsur Dalam Novel

Sebuah novel mempunyai bagian-bagian, unsur-unsur yang saling berkaitan antara satu sama lain dan unsur-unsur tersebut dibagi kedalam beberapa bagian antar lain sebagai berikut:

a.Unsur Intrinsik

Unsur Instinsik adalah unsur-unsur yang membangun sebuah karya sastra.Unsur intrinsik dalam sebuah novel adalah unsur-unsur yang secara langsung turut membangun cerita.Unsur-unsur tersebut adalah penokohan, sudut pandang, tema, latar, alur, dan sebagainya. (Nurgiyantoro,2015:30). Berikut ini adalah penjelasan mengenai beberapa unsur intrinsik yang terdapat dalam sebuah novel.

1)Tema

Tema adalah makna cerita, atau dasar cerita.Tema dalam fiksi biasanya berpangkal pada motif tokoh (Sayuti, 2000:187).Lebih lanjut Sayuti menyatakan bahwa tema berfungsi sebagai penyatu unsur-unsur lainnya. Tema juga berfungsi melayani visi, yaitu responsi total pengarang terhadap pengalaman dan hubungan totalnya dengan jagad raya (Sayuti, 2000:192). Menurut Stanton (2007:36),“tema merupakan aspek cerita yang sejajar dengan makna dalam pengalaman manusia; sesuatu yang menjadikan suatu pengalaman begitu diingat”.

Dengan demikian, dapatlah dipahami bahwa tema dalam sebuah novel bermaksud makna cerita yang terdapat dalam novel yang disuguhkan dalam bentuk cerita. Sayuti(2000:195-197) menyatakan bahwa “tema dapat ditafsirkan melalui cara-cara tertentu, yaitu 1) mempertimbangkan tiap detail cerita yang tampak terkedepankan, 2) tidak bersifat bertentangan dengan tiap detail cerita, 3) tidak mendasarkan diri pada buku-buku yang tidak dinyatakan baik secara langsung maupun tidak langsung, dan 4) mendasarkan pada bukti yang secara langsung ada atau yang diisyaratkan pada cerita”. Dengan demikian,tema dalam sebuah novel pada intinya adalah makna cerita,tetapi pemaknaan akan sebuah makna cerita dalam novel tersebut dapat didasarkan pada penafsiran-penafiran yang telah ditentukan sehingga pembaca memahami tema dalam sebuah novel sama persis dengan apa yang disampaikan pengarang melalui karya fiksinya itu.

2) Alur

Menurut Stanton (2007:26), “alur merupakan rangkaian peristiwa-peristiwa dalam sebuah cerita”. Menurut Sayuti (2000:32) “alur dibagi menjadi tiga bagian, yaitu bagian awal, bagian tengah (klimaks), dan bagian akhir (penyelesaian)”.Selanjutnya, penjelasan mengenai bagian-bagian dalam sebuah alur dijelaskan oleh Nurgiyantoro (2010:143) yang menyatakan bahwa “bagian awal sebuah cerita biasanya disebut sebagai tahap perkenalan, tahap perkenalan pada umumnya sejumlah infomasi penting yang berkaitan dengan berbagai hal yang akan dikisahkan pada tahap-tahap berikutnya”. Masih menurut Nurgiyantoro (2010:145) selanjutnya menyatakan:

"Bagian tengah cerita disebut sebagai tahap pertikaian, menampilkan pertentangan dan konflik yang sudah mulai dimunculkan pada tahap sebelumnya, menjadi semakin meningkat, semakin menegangkan. Sedangkan bagian akhir cerita disebut sebagai tahap peleraian, menampilkan adegan tertentu sebagai akibat klimaks".
Berdasarkan penjelasan dia atas dapatlah dipahami bahwa pada dasarnya alur dalam sebuah novel merupakan rangkaian peristiwa dalam sebuah cerita yang memiliki tiga bagian, yaitu bagian awal, tengah dan akhir.

Alur memiliki beberapa kaidah, yaitu plausibilitas (kemasuk akalan), surprise (kejutan), suspense (rasa ingin tahu), dan unity (keutuhan) (Sayuti, 2000: 47-53).Plausibilitas (kemasukakalan) adalah suatu cerita dikatakan masuk akal apabila cerita itu memiliki kebanaran, yakni benar bagi diri cerita itu sendiri.Surprise (kejutan), sesuatu yang telah mentradisi, yang telah mengkonvensi dalam penulisan karya fiksi, disimpang atau dilanggar dalam penulisan karya fiksi itu.Suspense (rasa ingin tahu), kaidah yang mengatur alur artinya ketidaktentuan harapan terhadap outcome atau hasil suatu cerita.

Menurut Nurgiyantoro (2010:138) “unity (keutuhan) merupakan berbagai unsur yang ditampilkan, khususnya peristiwa-peristiwa fungsional, kaitan, dan acuan yang mengandung konflik atau seluruh pengalaman kehidupan yang hendak dikomunikasikan memiliki keterkaitan satu dengan yang lain”.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa alur atau plot dalam sebuah novel merupakan rangkaian peristiwa dalam sebuah cerita yang memiliki tiga bagian, yaitu bagian awal, tengah dan akhir dan bagian-bagian tersebut saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya.

3)Penokohan

Penokohan menurut Nurgiyantoro (2002:165) merupakan “pelukisan gambaran yang jelas tentang seseorang yang ditampilkan dalam sebuah cerita”.Penokohan sekaligus menyarankan pada teknik perwujudan dan pengembangan tokoh pada sebuah cerita.Istilah penokohan mengandung dua aspek, yaitu isi dan bentuk.Tokoh, watak, dan segala emosi termasuk dalam aspek isi, sedangkan teknik perwujudannya dalam suatu karya fiksi adalah aspek bentuk.

Adapun tokoh berkaitan erat dengan penokohan, yaitu cara menggambarkan tokoh dalam sebuah cerita fiksi. Sayuti (2000:73-74) menyatakan bahwa “tokoh merupakan elemen struktural fiksi yang melahirkan peristiwa”.Menurut Abrams (Nurgiyantoro, 2015:165), “tokoh cerita (character) adalah orang-orang yang ditampilkan dalam suatu karya naratif atau drama yang oleh pembacanya ditafsirkan memiliki kualitas moral dan kecenderungan tertentu seperti yang diekspresikan dalam ucapan dan apa yang dilakukan dalam tindakan”.

Berdasarkan pemaparan para ahli mengenai pengertian penokohan di atas dapatlah dipahami bahwa penokohan memiliki arti yang lebih luas bila dibandingkan dengan tokoh dan perwatakan.Penokohan mencakup siapa tokoh cerita, bagaimana perwatakan dan pelukisannya dalam sebuah cerita sehingga sanggup memberikan gambaran yang jelas kepada para penikmatnya.

4)Latar

Latar dalam novel dikategorikan dalam tiga bagian, yaitu latar tempat, latar waktu, dan latar sosial tempat terjadinya peristiwa yang diceritakan.Latar tempat yaitu hal yang berkaitan dengan masalah geografis, latar waktu merupakan hal yang berkaitan dengan masalah historis, sedangkan latar sosial adalah latar yang berkaitan dengan kehidupan kemasyarakatan (Sayuti, 2007: 127). Menurut Stanton (2007: 35), “latar adalah lingkungan yang melingkupi sebuah peristiwa dalam cerita, semesta yang berinteraksi dengan peristiwa-peristiwa yang sedang berlangsung”.

Beradasarkan penjelasan di atas latar adalah peristiwa dalam sebuah cerita yang di dalamnya terkandung latar waktu cerita, latar tempat cerita dan latar sosial cerita.

5)Sudut Pandang

Sudut pandang atau point of view mempersoalkan tentang siapa yang menceritakan atau dari posisi mana (siapa) peristiwa atau tindakan itu dilihat dalam sebuah karya fiksi (Sayuti, 2000: 157). Menurut Stanton (2007: 52), “posisi pusat kesadaran tempat kita dapat memahami setiap peristiwa dalam cerita, dinamakan sudut pandang”. Selanjutnya, Stanton mengungkapkan bahwa “pengarang harus memilih sudut pandangnya dengan hati-hati agar cerita yang diutarakannya menimbulkan efek yang pas”.

Lazimnya sudut pandang yang umum dipergunakan oleh para pengarang dibagi menjadi empat jenis, yakni 1) Sudut pandang first person-central atau akuan sertaan, tokoh sentral cerita adalah pengarang yang secara langsung terlihat di dalam cerita. 2) Sudut pandang first personperipheral atau akuan tak sertaan, tokoh “aku” biasanya hanya menjadi pembantu atau pengantar tokoh lain yang lebih penting, pencerita pada umumnya hanya muncul di awal atau akhir saja. 3) Sudut pandang third person omniscient atau diaan maha tahu, pengarang berada di luar cerita, dan biasanya pengarang hanya menjadi seorang pengamat yang maha tahu, bahkan mampu berdialog langsung dengan pembaca. 4) Sudut pandang  third person limited atau diaan terbatas, pengarang mempergunakan orang ketiga sebagai pencerita yang terbatas hak berceritanya, di sini pengarang hanya menceritakan apa yang dialami oleh tokoh yang dijadikan tumpuan cerita (Sayuti, 2000: 159).

Berdasarkan penjelasan di atas dapatlah dipahami bahwa sudut pandang dalam sebuah novel adalah gambaran suatu peristiwa yang dimainkan oleh tokoh-tokoh yang dimunculkan dalam novel berdasarkan kehendak pengarang.

b.Unsur Ekstrinsik

Unsur ekstrinsik adalah unsur-unsur yang berada di luar karya sastra, meskipun demikian, unsur ekstrinsik tetap memiliki pengaruh terhadap isi atau sistem organisme dalam suatu karya sastra.Unsur ekstrinsik terdiri dari sejumlah unsur, yaitu biografi penulis, psikologi penulis, keadaan masyarakat di sekitar penulis dan lain-lain. (Nurgiyantoro, 2015: 30).

Belum ada Komentar untuk "Unsur-Unsur Dalam Novel"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel